William Henry "Bill" Gates III mengatakan : "Salah satu bisnis yang akan booming di masa depan adalah networking dan kesehatan"

Sabtu, 02 Agustus 2014

7. Meraih Kesuksesan Dengan Network Marketing, Support System Stars United Network (SUN).




1. Pentingnya Network ?
Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan adanya orang lain di sekitar kehidupan mereka, tanpa orang lain manusia bukanlah apa – apa. Tidak ada orang pintar jika tidak ada orang bodoh dan tidak ada orang kaya jika tidak ada orang miskin. Hal ini menggambarkan betapa pentingya networking bagi kehidupan manusia. Networking tidak hanya untuk para entreprenuer. Banyak orang pintar tidak sukses karena tidak bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain dan banyak orang biasa menjadi luar biasa karena dia supel terhadap orang lain. The power of networking menjadi sangat penting untuk kita yang merupakan makhluk sosial.
Tahukah kita tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali silaturahim" (HR. Ibnu Majah).
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan sejauh mana mau berbuat yang positif dan suka menghubungan tali silaturrahim atau menghubungkan rasa persaudaraan. Semakin banyak kita bersilaturrahim semakin menambah kebahagiaan dan kesuksesan. Artinya kita semakin banyak menjalin hubungan silaturrahim atau networking dengan orang lain, maka kita akan semakin banyak mendapat manfaat, baik secara dhahir ataupun bathin.
Kita bisa ber networking dimulai dari keluarga, tetangga, teman kerja dan setiap orang yang kita jumpai, baik yang kenal maupun yang belum kenal. Dengan ber networking, maka akan membuka pintu rezeki kita semakin luas, menambah umur kita semakin panjang karena dikenang kebaikannya walaupun telah meninggal dunia. Sudahkah kita bersilaturrahim hari ini ?
2. Arti kata Silaturrahim.
Silaturrahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari washala-yashilu-wasl(an)wa shilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arhâm, yakni rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah (kasih sayang); ia digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena orang-orang saling berkasih sayang, karena hubungan rahim atau kekerabatan itu. Di dalam al-Quran, kata al-arhâm terdapat dalam tujuh ayat, semuanya bermakna rahim atau kerabat. Dengan demikian, secara bahasa shilah ar-rahim (silaturrahim) artinya adalah hubungan kekerabatan.

3. Silaturrahim dalam Al Quran dan Al Hadits.

Allah ta’ala memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat,
“وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً”.
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS. An-Nisa’ : 36).
Keterangan : Ada dua perintah dari Allah, yaitu agar selalu menyembah kepadaNya dan berbuat baik (positip) kepada seluruh manusia. Menyembah kepada Allah ditandai dengan beriman dan melaksanakan amal ibadah semata-mata karena Allah, sedangkan berbuat baik kepada manusia dengan tidak menyombongkan diri ataupun membanggakan diri. Dengan melaksanakan dua perintah ini, akan dicintai oleh Allah.
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah.” Dia bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Kemudian menyambung silaturahim.” (Shahih at-Targib wa at-Tarhib no. 2522)
Pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir, adalah dengan bersilaturrahim atau selalu menjalin hubungan yang baik dengan seluruh manusia. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam yang menerangkan bahwa :
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَه”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia bersilaturrahim”. (HR. Bukhari no. 5787, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjanjikan bahwa orang suka bersilaturrahim akan mendatangkan keluasan rizki dan umur yang panjang,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”. (HR. Bukhari no. 5986 dan Muslim no. 2557, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).
Bahkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam memberikan ancaman kepada orang yang tidak menjaga silaturrahim atau orang yang memutuskan silaturrahim, dia akan terputus dari kasih sayang (rahmat) Allah, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi,
“مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ”.
“Barang siapa menyambungmu (silaturrahim) maka Aku akan bersambung dengannya, dan barang siapa memutusmu (silaturrahim); maka Aku akan memutuskan (hubungan)Ku dengannya”. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Allah subhanahu wa ta’ala melaknat kepada orang yang memutuskan silaturrahim, sebagai firmanNya yang artinya, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan mebuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? mereka itulah orang-orang yag dilaknati Allah dan ditulikanya telinga mereka, dan dibutakannya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad 47 : 22-23).
Lebih berat lagi di akhirat, bagi pemutus silaturrahim akan terhalang untuk masuk surga! Na’audzu billaahi min dzaalik…
Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”.
“Tidak akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”. (HR. Bukhari no. 5984 dan Muslim).
4. Hakikat silaturrahim.
Ganjaran menarik yang dijanjikan untuk orang-orang yang bersilaturrahim tersebut di atas tentu amat menggiurkan, sebaliknya ancaman bagi mereka yang enggan bersilaturrahim juga mengerikan, sehingga tidak mengherankan jika kita dapatkan banyak kaum muslimin yang gemar bersilaturrahim, apalagi di tanah air kita yang adat ketimurannya masih cukup kental. Hanya saja ada sebagian orang merasa bahwa ia telah mempraktekkan silaturrahim, padahal sebenarnya belum. Oleh karena itu perlu memahami hakikat silaturrahim. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan,
“لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا”.
“Penyambung silaturrahim (yang hakiki) bukanlah orang yang menyambung hubungan dengan kerabat manakala mereka menyambungnya. Namun penyambung hakiki adalah orang yang jika hubungan kerabatnya diputus, maka ia akan menyambungnya (kembali)”. (HR. Bukhari, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu).
Sebab kata menyambung mengandung makna menyambungkan sesuatu yang telah putus. Adapun orang yang menjaga hubungan kaum kerabat manakala mereka menjaganya, pada hakikatnya dia bukanlah sedang menyambung hubungan, namun ia hanya mengimbangi atau membalas kebaikan kerabat dengan kebaikan serupa.
Untuk melaksanakan sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari, tentunya bukan suatu hal yang ringan; sebab kita harus mengorbankan perasaan. Bagaimana tidak, sedangkan kita tertuntut untuk berbuat baik terhadap orang yang menyakiti kita, tersenyum pada orang yang cemberut pada kita, memuji orang yang mencela kita, memberi orang yang enggan memberi kita, dan sifat-sifat mulia berat lainnya. Karena itulah ganjaran yang dijanjikan Allah pun besar. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bercerita,
أَنَّ رَجُلًا قَالَ: “يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ!”. فَقَالَ: “لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ”
Pernah ada seseorang yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, “Wahai Rasul, saya memiliki kerabat yang berusaha untuk kusambung namun mereka memutus (hubungan dengan)ku, aku berusaha berbuat baik padanya namun mereka menyakitiku, aku mengasihi mereka namun mereka berbuat jahat padaku!”. “Andaikan kenyataannya sebagaimana yang kau katakan, maka sejatinya engkau bagaikan sedang memberinya makan abu panas . Dan selama sikapmu seperti itu; niscaya engkau akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah dalam menghadapi mereka”. (HR. Muslim).

Dalam sebuah hadits diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shaleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan  silaturrahim" (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wahai manusia! Ucapkanlah salam, sambunglah silaturrahim, berikanlah makan dan shalatlah di malam hari tatkala manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk Surga dengan selamat.” (HR. at-Tirmidzi No. 2485)
Abu Ayub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku perbuatan yang akan memasukkan aku ke dalam surga.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
«تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤَتِيْ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ»
“Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 1396 dan Muslim no. 13). 
Menurut Al-Manawi, silaturrahim adalah menyertakan kerabat dalam kebaikan. Imam an-Nawawi mengartikan silaturrahim sebagai berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan kondisi orang yang menyambung dan yang disambung; bisa dengan harta, kadang dengan saling memberikan bantuan, kadang dengan berkunjung saja, mengucap salam, dan sebagainya. Ibn Abi Hamzah berkata, "Silaturrahim bisa dilakukan dengan harta, menolong untuk memenuhi keperluan orang lain, menghilangkan kemudharatan, berjumpa dengan muka berseri-seri dan saling mendoakan."
Silaturahim ternyata tak hanya bisa menyambung tali persaudaraan. Lebih jauh, silaturahim juga sangat bermanfaat untuk menunjang kesuksesan. Bukan hanya individu, bahkan perusahaan yang memanfaatkan silaturahim pun bisa mencapai kemajuan.
5. Bentuk Silaturrahim Masa Kini.
Pada saat ini (tahun 2014), dimana perkembangan teknologi, komunikasi dan informatika melaju dengan cepat, maka bentuk-bentuk silaturrahim semakin berkembang. Dengan mengambil hikmah dari silaturrahim, bermacam-macam cara dilakukan oleh orang yang usaha atas dunia (kebendaan) untuk mendapatkan kemanfaatan, yaitu agar dicapai keuntungan atau laba yang berlipat ganda.
Tupperware misalnya. Produsen kebutuhan rumah tangga yang menggunakan sistem direct selling ini memanfaatkan arisan sebagai media silaturahim. Tupperware sadar, arisan adalah ajang kumpul para ibu yang sangat potensial untuk penjualan produknya. Karena itu, dengan media arisan, Tupperware berhasil menjalin silaturahim dengan para ibu sehingga produknya makin dikenal masyarakat. Ujung-ujungnya, mereka jadi pelanggan tetap produk Tupperware.
Contoh lain adalah kedai kopi Starbucks. Mereka sebenarnya menjual kopi dengan mempraktikkan pola silaturahim. Pelayan berusaha mengenal apa yang diinginkan pembeli dengan langsung bertanya kepada pembeli yang datang. Melalui sentuhan pelayanan dan keramahan seperti di rumah sendiri, penikmat kopi akan kembali datang.
Lain lagi dengan perusahaan minuman kesehatan, Yakult. Mereka menjalankan pola silaturahim dengan mengundang masyarakat berkunjung ke pabriknya. Pengunjung diperlihatkan proses pembuatannya. Dengan begitu, mereka akan bercerita tentang higienitas pabrik Yakult kepada orang lain. Harapannya, semua orang akan makin percaya bahwa Yakult sebagai minuman kesehatan terjamin mutunya.
Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa silaturahim bukan hanya berfungsi untuk mempererat tali persaudaraan semata, namun juga bisa dimaksimalkan sebagai sarana penunjang bagi kesuksesan perusahaan. Pertanyaannya kemudian, bagaimana mengembangkan silaturahim agar bisa memberikan manfaat yang maksimal? Beberapa hal berikut merupakan hal-hal yang bisa dilakukan.
a. Selalu Memperluas Jaringan (Network)
Memperluas jaringan merupakan inti dari silaturahim. Makin luas jaringan yang kita miliki, akan makin kuat pula akses kita ke berbagai channel yang bisa mendukung kesuksesan kita.
Untuk memperluas jaringan, kita perlu modal. Sebagai individu, modal kita yaitu sopan santun dalam pergaulan, menghargai pendapat orang lain, berjiwa penolong, berusaha menjadi panutan. Selain itu, mempunyai keahlian tertentu dan berwawasan luas juga menjadi modal yang bermanfaat untuk memperluas jaringan.
Sedangkan bagi perusahaan, modalnya yaitu dengan mengetahui kebutuhan konsumen. Dengan memahami kebutuhan konsumen, perusahaan dapat menemukan cara silaturahim yang sesuai dengan keinginan konsumen. Misalnya dengan menggelar pasar murah, mudik bersama, atau kunjungan ke pabrik.
b. Dengan Membuat Media Pertemuan
Untuk mempererat tali silaturahim, perlu media sebagai sarana pertemuan. Pemilihan media yang tepat mempengaruhi efektivitas silaturahim. Seperti contoh di atas, ada beberapa perusahaan yang menggunakan media arisan atau mengundang langsung konsumen sebagai media silaturahim.
Adapun media lain yang bisa dikembangkan oleh perusahaan di antaranya seperti membuat tempat pelatihan, membangun jaringan internet, membangun sarana dan komunitas olahraga, serta masih banyak media lainnya. Intinya, dengan menggunakan media pertemuan yang tepat, akan memudahkan kita menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain, maupun konsumen bagi perusahaan kita.
c. Selalu Memelihara Hubungan Baik.
Silaturahim juga perlu dipelihara. Sebab, jika ini bisa dipelihara dengan baik, relasi akan semakin dekat dengan kita. Kita pun bisa selalu meng-update perkembangan yang terjadi. Sebagai contoh, jika seorang rekan punya proyek yang harus dikerjakan. Biasanya, ia akan mencari orang yang dikenalnya lebih dulu untuk membantunya. Maka, dengan memelihara silaturahim, peluang-peluang seperti ini bisa kita dapatkan. Sedangkan bagi perusahaan, dengan menjaga silaturahim, akan menghasilkan citra positif bagi perusahaan di mata konsumen. Citra positif ini akan melanggengkan kedekatan perusahaan dengan konsumen. Dengan cara ini, konsumen akan makin loyal.
Begitulah, dengan menjaga silaturahim, ada banyak keuntungan yang bisa diraih. Pencari kerja lebih mudah memperoleh pekerjaan. Para pebisnis bisa mendapat kesempatan luas mengembangkan bisnis. Modal pun akan lebih mudah diperoleh. Bagi atlet, akan lebih mudah mendapatkan tempat dan lawan tanding untuk meningkatkan prestasi. Para peneliti lebih mudah memantau akses data. Pasien bisa mendapat dokter yang andal. Order dalam bentuk apa pun bisa datang dari relasi yang dibangun. Semua berkat silaturahim yang intensif dengan jejaring yang dimiliki. Bisa dikatakan, silaturahim bisa mempermudah jalan rejeki dan membuka pintu sukses bagi kita.
Ada sebuah kata-kata bijak yang berbunyi, “pikiran akan menghasilkan tindakan, tindakan yang dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi karakter. Kemudian karakter akan menentukan nasib masa depanmu.”
Dari kata-kata bijak tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
Pertama, untuk mengubah kebiasan yang pertama dilakukan adalah mengubah pola pikir. Sedangkan pola pikir hanya bisa berubah apabila mendapat input dari luar.
Kedua, kebiasan akan menentukan nasib seseorang. Dengan demikian agar sukses didalam berbisnis anda mestinya mencari pengetahuan dan wawasan tentang bisnis dan melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti yang dilakukan oleh pebisnis sukses.
6. Enam Kegiatan Pebisnis untuk Mencapai Kesuksesan.
Paling tidak ada 6 kebiasaan pebisnis sukses yang dapat anda contoh untuk dibiasakan. Anda harus mengembangkan enam kebiasaan ini jika menginginkan bisnis anda berjalan dan berkembang dengan cepat.
1. Perencanaan secara menyeluruh.
Persyaratan pertama bagi kesuksesan berbisnis adalah kebiasaan untuk melakukan perencanaan. Semakin baik, semakin menyeluruh dan semakin detail, anda melakukan perencanaan aktivitas anda, maka akan lebih cepat dan lebih mudah bagi anda untuk melaksanakan rencana anda. Dengan mengalokasikan waktu 20 persen untuk mengembangkan perencanaan, akan menghemat waktu anda sebesar 80 persen.
Untuk melakukan perencanaan yang lebih baik, kembangkan dengan mengevaluasi kebiasaan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan berikut ini :
o    Apa sebenarnya produk atau jasa yang saya berikan?
o    Siapa sebenarnya pelanggan saya?
o    Mengapa pelanggan saya membeli dan mengapa tidak membeli?
o    Apakah yang membuat produk atau jasa saya lebih baik dari pesaing?
o    Mengapa calon pelanggan saya tidak membeli ?
o    Mengapa calon pelanggan saya membeli dari pesaing saya?
o    Nilai apa yang diyakini dalam membeli produk dari pesaing?
o    Bagaimana saya dapat menarik kembali pelanggan agar membeli dari saya?
o    Satu hal apakah yang harus diyakinkan kepada pelanggan saya agar membeli dari saya, daripada membeli dari orang lain?
2. Teroganisasi sebelum anda memulai.
Setelah anda mengembangkan rencana yang menyeluruh bagi bisnis anda, maka anda harus mengembangkan kebiasaan untuk mengelola diri sendiri, orang lain dan sumber daya yang anda perlukan sebelum memulai kegiatan anda.
3. Dapatkan orang yang tepat.
Kebiasaan ketiga yang harus anda kembangkan adalah kebiasaan untuk mempekerjakan orang yang tepat atau mencari patner yang tepat, untuk membantu anda mencapai tujuan. 95 % keberhasilan anda ditentukan oleh ketepatan anda didalam memilih dan kualitas orang yang membantu anda.
4. Mendelegasikan dengan bijak.
Ketika orang memulai bisnis, mereka biasanya melakukan sesuatunya sendiri. Ketika perusahaan mulai tumbuh dan menjadi besar, tentu akan memerlukan bantuan tenaga orang lain. Dengan demikan anda harus mengembangkan kemampuan untuk mendelegasikan tugas yang tepat kepada orang yang tepat dengan cara yang tepat pula. Ketidakmampuan anda untuk mendelegasikan secara efektif dapat menyebabkan kinerja yang rendah dan akhirnya kegagalan dalam dalam bisnis.
5. Periksa apa yang anda harapkan.
Setelah anda mendelegasikan tugas dengan cara yang tepat dan pada orang yang tepat, penting bagi anda untuk memonitor bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai dengan jadwal dan dengan tingkat kualitas yang telah ditentukan. Ingatlah pendelegasian bukan penyerahan, anda tetap bertanggung jawab terhadap hasil akhirnya.
6. Mengukur apa yang telah selesai dikerjakan.
Kebiasaan yang terakhir dari seorang bisnisman sukses adalah kebiasaan untuk mengukur kinerja

7. Cara Mudah Meraih Rejeki Berlipat-lipat (Kisah nyata).

Saya ingin berbagi pengalaman klien saya menerapkan cara ini. Dalam usia muda dia berhasil menjadi pengusaha sukses dan kaya raya. Hanya dengan cara sederhana dan terkadang disepelekan banyak orang. Tetapi dahsyat hasilnya….!!
Menurut Ustadz Yusuf Mansur, rejeki dibagi menjadi dua macam. Yaitu rejeki yang memang sudah digariskan dan rejeki yang menggantung di langit. Menggantung di langit artinya, membutuhkan usaha kita untuk mendapatkannya.
Menurut klien saya, rejeki menggantung di langit dibagi lagi menjadi 3 bagian. Pertama, rejeki yag kita dapatkan karena bonus atau hadiah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semisal karena kita rajin bersedekah, menolong orang kesusahan, dan lain-lain. Lebih gampangnya, rejeki karena kita mau berjalan dan membelanjakan harta kita di jalan Allah.
Kedua, rejeki yang kita dapatkan karena usaha kita. Bagaimana daya upaya kita meraih hasil lebih banyak dari yang kita dapat dari sekarang. Manambah ilmu yang berhubungan dengan bisnis Anda atau pekerjaan Anda, atau terus mengembangkan bisnis Anda contohnya.
Ketiga, menggabungkan jatah rejeki menggantung di langit Anda dengan orang lain, dan meraihnya bersama-sama. Anda bisa mencari orang lain yang punya semangat juang yang sama dengan Anda dan bisnis yang berhubungan dengan bisnis Anda. Efek sifat rejeki ketiga ini sangat dahsyat. Ambil contoh jatah rejeki menggantung di langit Anda adalah 5 dan jatah rejeki patner Anda 7, jika digabungkan dan usaha bersama maka yang didapat bisa 12, atau bahkan lebih….!
Nah, sekarang akan saya ceritakan pada Anda, apa yang dilakukan oleh klien saya sehingga rejeki yang didapat bisa berlipat-lipat. Pertama dia selalu bersyukur atas rejeki yang telah ditetapkan, atau rejeki yang sudah digariskan Allah. Apa keuntungan dari bersyukur? Sudah pasti Allah akan terus menambah rejeki kita dari arah yang tak terduga. Itu adalah janji Allah….!
Kedua, dia selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya untuk bisa meraih lebih banyak rejeki yang berhubungan dengan bisnisnya. Agar dia bisa selalu menjalin silaturahim dengan para klien atau partner bisnis, dia selalu menjaga kesehatannya. Ingat, inti dari bisnis adalah silaturahim. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam segala hal terus dia lakukan karena dari situlah jalan rejeki bisa terus terbuka. Serta terus ‘mengerem’ hawa nafsu akan hidup boros atau perbuatan yang dibenci Allah.
Ketiga, dia selalu menjalin silaturahim dengan semua orang. Terutama orang-orang yang bisa menguatkan bisnisnya. Dalam sehari dia mempunyai target bertemu lima orang yang belum dikenal untuk memperkenalkan bisnisnya. Mencari orang yang mau diajak kerja sama atau menjadi mitra dia. Semua dilakukan hanya dengan bekal ‘kartu nama’. Karena awal mula bisnisnya dibidang percetakan, ternyata cara ini sangat jitu. Banyak sekali order yang dia dapatkan sampai dia berhasil mendapat proyek berskala nasional.
Pernah dalam sebuah dialog, saya bertanya pada ibu saya; apakah dalam bisnis network marketing bisa dipakai untuk hidup? Jawaban ibu; tergantung siapa yang menjawab. Artinya; kalau yang menjawab adalah orang seperti ibu saya, yang memang pejuang network marketing, pasti akan jawab BISA. Tapi kalau yang menjawab pertanyaan adalah orang yang setengah-setengah saja menjalankan network marketing, pasti menjawab TIDAK BISA.
Masih menurut ibu saya; berjuang di perusahaan network marketing dengan tujuan “untuk hidup” harus banyak faktor yang diperhatikan. Semangat, tim yang solid, produk yang bagus, dan dukungan perusahaan yang bagus, adalah satu kesatuan yang tidak boleh terpisahkan. Semangat dan tim yang solid tanpa dukungan produk yang bagus pasti akan mentah di penawaran. Begitu pula saat semua elemen bagus, tapi penghargaan perusahaan kurang, pasti akan mentah juga buat semangat para downline.
Intinya, menjawab pertanyaan apakah bisnis network marketing bisa dipakai untuk hidup? Jawabannya tergantung pada diri kita sendiri, kualitas dan tingkat kebutuhan produk, support perusahaan network marketing, dan semangat juang para downline. 
Silaturrahim adalah kunci sukses.
Kiat –kiat membangun silaturrahim.
Yang pertama niat yang betul.
Dengan bersilaturrahim akan mensukseskan kehidupan dunia kita, namun itu bukan niat yang utama, dan niat kita harus karena Allah, karena tanpa niat karena Allah kita akan mendapatkan manfaat dunia seperti diluaskan rezeki, namun hanya di dunia ini dan tidak mendapatkan di akhirat. Jika ingin mendapatkan manfaat dunia dan akhirat, maka niatkan silaturrahim hanya untuk Allah, ibadah kepada Allah.
Namun begitu, kita juga tidak menafikan manfaat dunia. Kita berharap mendapatkan manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat utama kita. Jika kita tidak boleh berharap manfaat dunia, mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkannya? Kita boleh berharap manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat utama.
Yang perlu diperhatikan lagi bahwa bukan silaturrahim yang memperluas rezeki kita, tetapi Allah yang memperluas rezeki kita sebagai balasan kita mau menyambungkan rezeki kita. Sama halnya, bukan bacaan do’a yang menyebabkan keinginan kita terkabul, tetapi itu adalah kehendak Allah sebagai jawaban do’a kita.
Silaturrahim adalah ikhtiar batin sekaligus dhahir. Ikhtiar batin kuncinya ada pada niat dan ikhtiar dhahir kuncinya ada pada tindakan, masing-masing memberikan manfaat dan pastinya akan luar biasa jika dikombinasikan. Orang yang tidak berimanpun, jika mereka melaksanakan silaturrahim, mereka juga mendapatkan rezeki, tapi hanya di dunia saja. Jika seorang Muslim niat silaturrahim karena Allah, maka dia akan mendapatkan keluasan rezeki di dunia dan mendapatkan balasan di akhirat nanti.
Silaturrahim tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana adalah ucapan salam, dimana dengan salam itu kita mendoakan orang lain agar orang tersebut mendapatkan keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Silaturrahim bisa di masjid dengan mengadakan pengajian dan kegiatan amal dan sosial. Bisa juga tempatnya di aula atau ruangan di gedung atau di hotel dengan mengadakan seminar, membahas kegiatan organisasi dan yayasan. Silaturrahim bisa juga di tempat pekerjaan, bahkan termasuk juga melalui internet, misalnya melalui email, YM dan social network.
Silaturrahim bukanlah menghubungkan kasih sayang dengan cara pesta pora, pergaulan lawan jenis yang tidak terbatas dan mabuk-mabukan, maka perkara seperti ini tidak mendatangkan rahmat tetapi akan mendatangkan laknat Allah.
Karena silaturrahim adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Bisa saja pertemuan dalam sacara silaturrahim dengan saudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja ataupun peluang bisnis. Bahkan dengan silaturrahim bisa mendatangkan rezeki Allah dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan berapa besarnya itu merupakan hak Allah subhanahu wa ta’ala.

8.  Sukses karena Sukses dari Tantangan

Tak seorang pun bisa menjalani hidup ini dengan mulus bebas hambatan. Dalam perjalanannya pasti ada kerikil-kerikil sebagai tantangan. Bagi orang-orang yang bijak, tantangan itu dipandang sebagai motivasi. Sebaliknya, bagi mereka yang berpikir kerdil, justru dipandang sebagai kesulitan.
“Pandanglah tantangan hidup di depan kita sebagai batu loncatan, bukan sebagai tembok penghalang..!!
Tak heran, jika banyak dari mereka yang suskes karena bijak dalam menghadapi tantangan hidup. Menyerah sama halnya menyia-nyiakan kesempatan untuk sukses. Bahkan, banyak dari mereka yang harus jatuh bangun dari keterpurukan, namun akhirnya bisa bangkit dan sukses. Semakin berat tantangan, itu sebagai pertanda keberhasilannya juga akan tinggi. Ada hukum sebab akibat dari keduanya.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman “Aku (Allah) tidak akan memberi beban di luar kemampuan hambaku”. Allah sudah menjamin, bahwa segala tantangan bukan sebagai kesulitan. Tak mungkin Allah berbohong!! Allah tahu betul takarannya, tantangan seperti apa yang ‘layak’ diujikan kepada hambanya.
“Di saat menghadapi ujian hidup, tidak perlu berdo'a agar ujian itu berlalu, tapi berdo'alah agar diberi kekuatan untuk menghadapi dan melaluinya. Karena ujian itu pertanda kita memiliki kualitas yang akan Allah tingkatkan derajatnya.”
Peristiwa demi peristiwa sudah menjadi catatan rutin dalam lembar kehidupan kita. Tak ada yang bersih. Pasti penuh dengan coretan. Jika kita mampu memaknai coretan itu, maka kita akan menjadi pribadi yang tenang. Karena di balik semua itu pasti ada hikmah.
“Orang yang mampu membaca hikmah,

akan memandang segala kejadian ibarat melihat mutiara, dipandang dari sudut mana pun akan tetap bening.”
Sudah sangat banyak kisah orang-orang sukses di sekitar kita karena mereka tangguh menghadapi tantangan hidup. Kesabaran, ketenangan, keuletan, akhirnya berbuah keberhasilan. Ada orang yang dulunya banyak dicibir tetangganya. Tapi karena menyikapi kondisi itu dengan bijak, akhirnya menjadi orang sukses.
Bahkan, tak jarang banyak dari mereka pada masa lalunya kerap dihina, dikucilkan, difitnah, diremehkan, tapi masa depannya justru berubah drastis. Orang-orang yang dulunya usil malah menjadi segan, bahkan minta bantuan karena hidupnya tidak sukses.

“Ingat !! Bukan peristiwanya yang penting,

tapi respon terhadap peristiwa itulah,

yang dapat memunculkan intisari pemaknaan hidup

yang sesungguhnya.”

Sangat baik jika kita berkaca pada orang-orang sukses dunia. Sebut saja Thomas Alva Edison. Laboratorium ilmuan hebat itu pernah terbakar. Tanpa peristiwa itu mungkin saat ini dia masih hidup dalam kegelapan.
Begitu juga dengan Kolonel Sanders. Bos Kentucky Fried Chicken itu pun pernah jatuh bangun bertubi-tubi berupa penolakan. Tapi dirinya tidak sedikit pun frustasi. Hingga sekarang kita bisa menikmati gurihnya Kentucky Fried Chicken karena kegigihan dia bangkit dari keterpurukan. Bahkan Galileo Galilei harus dihukum mati sekadar untuk membuktikan bahwa bumi ini bulat. Padahal sampai sekarang semua ilmuwan sepakat bahwa bumi bulat.
Mudah-mudah tulisan ini sedikit bisa memberi motivasi dan inspirasi bagi kita, khususnya diri saya untuk selalu berpikir bijak dari segala tantangan hidup. Semakin hebat tantangan, makan akan semakin hebat keberhasilan menyongsong kita. Kecuali kita merasa lemah dan takut untuk bangkit, bersiap-siaplah menjadi orang yang terpuruk dalam keabadian, nauzubillaah min dzaaliq !!
Silaturahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan terhubungnya silaturrahim, maka ukhuwah atau persatuan akan terjalin dengan baik.
Sekali lagi saya sampaikan bahwa sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
9. Silaturrahim, Di Balik Kisah Sukses Pendiri Wardah
Nurhayati Subakat, 64 tahun, pendiri dan pemilik merek produk kosmetik Wardah, mengaku kesuksesannya berasal dari banyaknya silaturahim yang ia lakukan.
Ia bercerita tentang perjalanan kariernya. Awalnya, ia membuat produk untuk salon. Lulusan Farmasi Institut Teknologi Bogor itu kedatangan tamu dari pesantren yang memberinya masukan ihwal usahanya.
“Silaturahim itu penting. Usaha saya lebih banyak menjalankan silaturahim,” kata Nurhayati saat ditemui dalam acara Business Sharing, Light Ramadhan Milad ke-21 Dompet Dhuafa di Ballroom Amazing, Hotel Koetaradja, Cikini, dikutip Tempo, Sabtu, 12 Juli 2014.
Setelah memulai usaha pada 1985, pada tahun kelima ia mendapat musibah kebakaran yang menghancurkan usahanya. Ia mengaku sempat merasa down.
Sempat terbersit pikiran untuk menutup usahanya, namun hati kecilnya menolak. Dia teringat nasib karyawannya. “Kalau saya tutup, bagaimana nasib karyawan saya. Dengan apa menghidupi keluarganya,” kata Nurhayati.
Selain beban karyawan yang harus ditanggung, Nurhayati juga masih memiliki utang ke bank yang harus dilunasi. Ia juga baru membeli mobil boks secara kredit.
“Ini pertolongan Allah buat saya, karena saya setelah kejadian kebakaran banyak dibantu supplier. Saya langsung ditawarkan keesokan harinya oleh kenalan untuk mendapatkan tempat lagi,” kata Nurhayati. Dua minggu setelah kebakaran, Nurhayati bisa mendapatkan kredit bank sebesar Rp 150 juta. (Baca : Kosmetika Wardah, Berawal dari Produk Rumahan )
Pada 1995, ia kedatangan teman dari Pesantren Hidayatullah. Waktu itu Nurhayati hanya bisa membuat produk kosmetik, belum menjual produk islami. “Ada teman dari pesantren kasih masukan buat produk islami,” katanya.
Pada 2006, pertumbuhan produk kosmetiknya melesat hingga di atas 90 persen. Ia memiliki pabrik seluas 6,5 hektare dan mereknya menjadi yang paling besar di Indonesia. “Kendati belum punya gedung kantor besar. Kantor masih kecil,” katanya sambil tertawa.
Produknya juga banyak meraih penghargaan. Salah satunya Indonesia Customer Satisfaction Award dari Frontier Consulting Grup dan Top Brand 2014. “Kami mendapat penghargaan dari Matahari Department Store sebagai produk lokal yang pertama kali meraih penghargaan,” kata Nurhayati.

10. Kekayaan Mark Zuckerberg Lampaui Pendiri Google.
Pundi-pundi kekayaan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, kian menjulang tinggi. Bahkan kekayaan Zuckerberg kini lebih besar dibandingkan dua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.

Mengutip laman Mashable, Jumat (1/8/2014), kekayaan Mark Zuckerberg mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir karena harga saham Facebook yang terus merangkak naik. Belum lama ini, Zuckerberg mencapai tonggak baru dengan nilai kekayaan US$ 33,3 miliar.

Dengan jumlah itu, dia lebih kaya daripada Page dan Brin. Menurut Billionaires Index Bloomberg, Page memiliki kekayaan sebesar US$ 33,2 miliar dan Brin US$ 32,9 miliar.

Merunut pada laporan kuartal kedua 2014 perusahaan, bisnis Facebook mengalami pertumbuhan, baik dari jumlah pengguna atau pendapatan.

Raksasa jejaring sosial itu memiliki total 1,32 miliar pengguna aktif bulanan dan 829 juta pengguna aktif harian. Jumlah ini masing-masing naik dari 819 juta dan 699 juta pada tahun sebelumnya.

Pendapatan Facebook juga mengalami peningkatan dengan hampir mencapai US$ 2,91 miliar pada akhir Juni 2014. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan iklan.

Pendapatan Facebook naik lebih dari 60 persen dari kuartal yang sama pada tahun lalu. Total pendapatan iklan mencapai US$ 2,68 miliar, tumbuh 67 persen dari tahun ke tahun. Iklan mobile berkontribusi sebesar 62 persen dalam pendapatan iklan. (Liputan6.com, Jakarta)

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook adalah satu contoh orang yang dilapangkan rejekinya karena mengenalkan pada dunia tentang Silaturrahim Virtual. Ketika seorang Ustadz membawakan tema ini dalam kultum Ramadhan di sebuah masjid, ada sebuah pertanyaan lugu dari jamaah, mengapa Ibu-ibu sebuah gang di komplek sering sekali melakukan silaturrahim, mereka saling ngobrol satu sama lainya, tetapi mereka malah semakin tidak sehat dan stress, lalu Ustadz itu mengatakan kepada mereka bahwa “apa yang ibu-ibu lakukan itu bukan SILATURRAHIM tapi SILATUGOSIP (duduk sila untuk bergosip).”

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar