1. Pentingnya Network ?
Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan adanya orang lain di sekitar kehidupan mereka,
tanpa orang lain manusia bukanlah apa – apa. Tidak ada orang pintar jika
tidak ada orang bodoh dan tidak ada orang kaya jika tidak ada orang miskin. Hal
ini menggambarkan betapa pentingya networking bagi kehidupan manusia. Networking tidak hanya
untuk para entreprenuer. Banyak orang pintar tidak sukses karena tidak bisa
menjaga hubungan baik dengan orang lain dan banyak orang biasa menjadi luar
biasa karena dia supel terhadap orang lain. The power of networking
menjadi sangat penting untuk kita yang merupakan makhluk sosial.
Tahukah kita tentang sesuatu yang paling cepat
mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda, "Sesuatu
yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat
kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang
paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat
dan yang memutuskan tali silaturahim" (HR. Ibnu Majah).
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kesuksesan
seseorang ditentukan sejauh mana mau berbuat yang positif dan suka menghubungan
tali silaturrahim atau menghubungkan rasa persaudaraan. Semakin banyak
kita bersilaturrahim semakin menambah kebahagiaan dan kesuksesan. Artinya
kita semakin banyak menjalin hubungan silaturrahim atau networking dengan
orang lain, maka kita akan semakin banyak mendapat manfaat, baik secara dhahir
ataupun bathin.
Kita bisa ber networking dimulai dari keluarga,
tetangga, teman kerja dan setiap orang yang kita jumpai, baik yang kenal maupun
yang belum kenal. Dengan ber networking, maka akan membuka pintu rezeki kita
semakin luas, menambah umur kita semakin panjang karena dikenang kebaikannya
walaupun telah meninggal dunia. Sudahkah kita
bersilaturrahim hari ini ?
2. Arti kata Silaturrahim.
Silaturrahim berasal
dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari washala-yashilu-wasl(an)wa
shilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arhâm, yakni
rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah (kasih sayang); ia digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena
orang-orang saling berkasih sayang, karena hubungan rahim atau kekerabatan itu.
Di dalam al-Quran, kata al-arhâm terdapat
dalam tujuh ayat, semuanya bermakna rahim atau kerabat. Dengan demikian, secara
bahasa shilah ar-rahim (silaturrahim)
artinya adalah hubungan kekerabatan.
3. Silaturrahim dalam Al Quran dan Al Hadits.
Allah
ta’ala memerintahkan
berbuat baik pada kaum kerabat,
“وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ
مُخْتَالاً فَخُوراً”.
Artinya:
“Sembahlah Allah dan
janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua
orangtua, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan
hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri”. (QS. An-Nisa’ :
36).
Keterangan
: Ada dua perintah dari Allah, yaitu agar selalu menyembah kepadaNya dan
berbuat baik (positip) kepada seluruh manusia. Menyembah kepada Allah ditandai
dengan beriman dan melaksanakan amal ibadah semata-mata karena Allah, sedangkan
berbuat baik kepada manusia dengan tidak menyombongkan diri ataupun
membanggakan diri. Dengan melaksanakan dua perintah ini, akan dicintai oleh
Allah.
Seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya
Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Beriman
kepada Allah.” Dia bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau
menjawab, “Kemudian menyambung silaturahim.” (Shahih at-Targib wa
at-Tarhib no. 2522)
Pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari
akhir, adalah
dengan bersilaturrahim atau selalu menjalin hubungan yang baik dengan
seluruh manusia. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam yang menerangkan
bahwa :
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ؛ فَلْيَصِلْ
رَحِمَه”
“Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia bersilaturrahim”. (HR.
Bukhari no. 5787, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Rasulullah
shallallahu ’alaihi wasallam
menjanjikan bahwa orang suka bersilaturrahim akan
mendatangkan keluasan rizki dan umur yang panjang,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ
فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang
siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia
bersilaturrahim”. (HR. Bukhari
no. 5986 dan Muslim no. 2557, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).
Bahkan
Rasulullah shallallahu
’alaihi wasallam memberikan ancaman kepada orang yang tidak
menjaga silaturrahim atau orang yang memutuskan silaturrahim, dia akan terputus dari
kasih sayang (rahmat) Allah, sebagaimana firman-Nya dalam hadits
qudsi,
“مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ”.
“Barang
siapa menyambungmu (silaturrahim) maka Aku akan bersambung dengannya, dan
barang siapa memutusmu (silaturrahim); maka Aku akan memutuskan (hubungan)Ku
dengannya”. (HR.
Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Allah
subhanahu wa ta’ala melaknat kepada orang yang memutuskan silaturrahim,
sebagai firmanNya yang artinya, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu
akan mebuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? mereka
itulah orang-orang yag dilaknati Allah dan ditulikanya telinga mereka, dan
dibutakannya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad 47 : 22-23).
Lebih
berat lagi di akhirat, bagi pemutus silaturrahim akan terhalang
untuk masuk surga! Na’audzu
billaahi min dzaalik…
Dari
Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”.
“Tidak
akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”. (HR.
Bukhari no. 5984 dan Muslim).
4. Hakikat
silaturrahim.
Ganjaran
menarik yang dijanjikan untuk orang-orang yang bersilaturrahim tersebut di atas
tentu amat menggiurkan, sebaliknya ancaman bagi mereka yang enggan
bersilaturrahim juga mengerikan, sehingga tidak mengherankan jika kita dapatkan
banyak kaum muslimin yang gemar bersilaturrahim, apalagi di tanah air kita yang
adat ketimurannya masih cukup kental. Hanya saja ada sebagian orang merasa
bahwa ia telah mempraktekkan silaturrahim, padahal sebenarnya belum. Oleh
karena itu perlu memahami hakikat silaturrahim. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan,
“لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي
إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا”.
“Penyambung
silaturrahim (yang hakiki) bukanlah orang yang menyambung hubungan dengan
kerabat manakala mereka menyambungnya. Namun penyambung hakiki adalah orang
yang jika hubungan kerabatnya diputus, maka ia akan menyambungnya (kembali)”. (HR.
Bukhari, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu).
Sebab
kata menyambung mengandung makna menyambungkan sesuatu yang telah putus. Adapun
orang yang menjaga hubungan kaum kerabat manakala mereka menjaganya, pada
hakikatnya dia bukanlah sedang menyambung hubungan, namun ia hanya mengimbangi
atau membalas kebaikan kerabat dengan kebaikan serupa.
Untuk
melaksanakan sabda Nabi shallallahu
’alaihi wasallam tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya bukan suatu hal yang ringan; sebab kita harus mengorbankan perasaan.
Bagaimana tidak, sedangkan kita tertuntut untuk berbuat baik terhadap orang
yang menyakiti kita, tersenyum pada orang yang cemberut pada kita, memuji orang
yang mencela kita, memberi orang yang enggan memberi kita, dan sifat-sifat
mulia berat lainnya. Karena itulah ganjaran yang dijanjikan Allah pun besar.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bercerita,
أَنَّ
رَجُلًا قَالَ: “يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ
وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ
وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ!”. فَقَالَ: “لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا
تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا
دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ”
Pernah
ada seseorang yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu
’alaihi wasallam, “Wahai Rasul, saya memiliki kerabat yang berusaha untuk
kusambung namun mereka memutus (hubungan dengan)ku, aku berusaha berbuat baik
padanya namun mereka menyakitiku, aku mengasihi mereka namun mereka berbuat
jahat padaku!”. “Andaikan kenyataannya sebagaimana yang kau katakan, maka
sejatinya engkau bagaikan sedang memberinya makan abu panas . Dan selama sikapmu seperti
itu; niscaya engkau akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah dalam
menghadapi mereka”. (HR. Muslim).
Dalam sebuah hadits diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shaleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan silaturrahim" (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wahai manusia! Ucapkanlah
salam, sambunglah silaturrahim, berikanlah makan dan shalatlah di malam hari
tatkala manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk Surga dengan selamat.”
(HR. at-Tirmidzi No. 2485)
Abu
Ayub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Pernah ada seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku perbuatan yang akan memasukkan aku ke
dalam surga.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab:
«تَعْبُدُ
اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤَتِيْ الزَّكَاةَ
وَتَصِلُ الرَّحِمَ»
“Engkau
menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim.”
(HR. Bukhari no.
1396 dan Muslim no. 13).
Menurut
Al-Manawi, silaturrahim adalah menyertakan kerabat dalam kebaikan. Imam
an-Nawawi mengartikan silaturrahim sebagai berbuat baik kepada kerabat sesuai
dengan kondisi orang yang menyambung dan yang disambung; bisa dengan harta,
kadang dengan saling memberikan bantuan, kadang dengan berkunjung saja,
mengucap salam, dan sebagainya. Ibn Abi Hamzah berkata, "Silaturrahim
bisa dilakukan dengan harta, menolong untuk memenuhi keperluan orang lain,
menghilangkan kemudharatan, berjumpa dengan muka berseri-seri dan saling mendoakan."
Silaturahim
ternyata tak hanya bisa menyambung tali persaudaraan. Lebih jauh, silaturahim
juga sangat bermanfaat untuk menunjang kesuksesan. Bukan hanya individu, bahkan
perusahaan yang memanfaatkan silaturahim pun bisa mencapai kemajuan.
5.
Bentuk Silaturrahim Masa Kini.
Pada
saat ini (tahun 2014), dimana perkembangan teknologi, komunikasi dan
informatika melaju dengan cepat, maka bentuk-bentuk silaturrahim semakin
berkembang. Dengan mengambil hikmah dari silaturrahim, bermacam-macam cara
dilakukan oleh orang yang usaha atas dunia (kebendaan) untuk mendapatkan
kemanfaatan, yaitu agar dicapai keuntungan atau laba yang berlipat ganda.
Tupperware
misalnya. Produsen kebutuhan rumah tangga yang menggunakan sistem direct
selling ini memanfaatkan arisan sebagai media silaturahim. Tupperware
sadar, arisan adalah ajang kumpul para ibu yang sangat potensial untuk
penjualan produknya. Karena itu, dengan media arisan, Tupperware berhasil
menjalin silaturahim dengan para ibu sehingga produknya makin dikenal
masyarakat. Ujung-ujungnya, mereka jadi pelanggan tetap produk Tupperware.
Contoh
lain adalah kedai kopi Starbucks. Mereka sebenarnya menjual kopi dengan
mempraktikkan pola silaturahim. Pelayan berusaha mengenal apa yang diinginkan
pembeli dengan langsung bertanya kepada pembeli yang datang. Melalui sentuhan
pelayanan dan keramahan seperti di rumah sendiri, penikmat kopi akan kembali
datang.
Lain
lagi dengan perusahaan minuman kesehatan, Yakult. Mereka menjalankan pola
silaturahim dengan mengundang masyarakat berkunjung ke pabriknya. Pengunjung
diperlihatkan proses pembuatannya. Dengan begitu, mereka akan bercerita tentang
higienitas pabrik Yakult kepada orang lain. Harapannya, semua orang akan makin
percaya bahwa Yakult sebagai minuman kesehatan terjamin mutunya.
Contoh-contoh
tersebut menggambarkan betapa silaturahim bukan hanya berfungsi untuk
mempererat tali persaudaraan semata, namun juga bisa dimaksimalkan sebagai
sarana penunjang bagi kesuksesan perusahaan. Pertanyaannya kemudian, bagaimana
mengembangkan silaturahim agar bisa memberikan manfaat yang maksimal? Beberapa
hal berikut merupakan hal-hal yang bisa dilakukan.
a.
Selalu Memperluas Jaringan (Network)
Memperluas
jaringan merupakan inti dari silaturahim. Makin luas jaringan yang kita miliki,
akan makin kuat pula akses kita ke berbagai channel yang bisa mendukung
kesuksesan kita.
Untuk
memperluas jaringan, kita perlu modal. Sebagai individu, modal kita yaitu sopan
santun dalam pergaulan, menghargai pendapat orang lain, berjiwa penolong,
berusaha menjadi panutan. Selain itu, mempunyai keahlian tertentu dan
berwawasan luas juga menjadi modal yang bermanfaat untuk memperluas jaringan.
Sedangkan
bagi perusahaan, modalnya yaitu dengan mengetahui kebutuhan konsumen. Dengan
memahami kebutuhan konsumen, perusahaan dapat menemukan cara silaturahim yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Misalnya dengan menggelar pasar murah, mudik
bersama, atau kunjungan ke pabrik.
b.
Dengan Membuat Media Pertemuan
Untuk
mempererat tali silaturahim, perlu media sebagai sarana pertemuan. Pemilihan
media yang tepat mempengaruhi efektivitas silaturahim. Seperti contoh di atas,
ada beberapa perusahaan yang menggunakan media arisan atau mengundang langsung
konsumen sebagai media silaturahim.
Adapun
media lain yang bisa dikembangkan oleh perusahaan di antaranya seperti membuat
tempat pelatihan, membangun jaringan internet, membangun sarana dan komunitas
olahraga, serta masih banyak media lainnya. Intinya, dengan menggunakan media
pertemuan yang tepat, akan memudahkan kita menjalin hubungan yang akrab dengan
orang lain, maupun konsumen bagi perusahaan kita.
c.
Selalu Memelihara Hubungan Baik.
Silaturahim
juga perlu dipelihara. Sebab, jika ini bisa dipelihara dengan baik, relasi akan
semakin dekat dengan kita. Kita pun bisa selalu meng-update perkembangan
yang terjadi. Sebagai contoh, jika seorang rekan punya proyek yang harus
dikerjakan. Biasanya, ia akan mencari orang yang dikenalnya lebih dulu untuk
membantunya. Maka, dengan memelihara silaturahim, peluang-peluang seperti ini
bisa kita dapatkan. Sedangkan bagi perusahaan, dengan menjaga silaturahim, akan
menghasilkan citra positif bagi perusahaan di mata konsumen. Citra positif ini
akan melanggengkan kedekatan perusahaan dengan konsumen. Dengan cara ini,
konsumen akan makin loyal.
Begitulah,
dengan menjaga silaturahim, ada banyak keuntungan yang bisa diraih. Pencari
kerja lebih mudah memperoleh pekerjaan. Para pebisnis bisa mendapat kesempatan
luas mengembangkan bisnis. Modal pun akan lebih mudah diperoleh. Bagi atlet,
akan lebih mudah mendapatkan tempat dan lawan tanding untuk meningkatkan
prestasi. Para peneliti lebih mudah memantau akses data. Pasien bisa mendapat
dokter yang andal. Order dalam bentuk apa pun bisa datang dari relasi yang
dibangun. Semua berkat silaturahim yang intensif dengan jejaring yang dimiliki.
Bisa dikatakan, silaturahim bisa mempermudah jalan rejeki dan membuka pintu
sukses bagi kita.
Ada
sebuah kata-kata bijak yang berbunyi, “pikiran akan menghasilkan
tindakan, tindakan yang dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan dan
kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi karakter. Kemudian
karakter akan menentukan nasib masa depanmu.”
Dari
kata-kata bijak tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
Pertama, untuk
mengubah kebiasan yang pertama dilakukan adalah mengubah pola pikir. Sedangkan
pola pikir hanya bisa berubah apabila mendapat input dari luar.
Kedua, kebiasan akan
menentukan nasib seseorang. Dengan demikian agar sukses didalam berbisnis anda
mestinya mencari pengetahuan dan wawasan tentang bisnis dan melakukan
kebiasaan-kebiasaan seperti yang dilakukan oleh pebisnis sukses.
6.
Enam Kegiatan Pebisnis untuk Mencapai Kesuksesan.
Paling
tidak ada 6 kebiasaan pebisnis sukses yang dapat anda contoh untuk dibiasakan.
Anda harus mengembangkan enam kebiasaan ini jika menginginkan bisnis anda
berjalan dan berkembang dengan cepat.
1.
Perencanaan secara menyeluruh.
Persyaratan
pertama bagi kesuksesan berbisnis adalah kebiasaan untuk melakukan perencanaan.
Semakin baik, semakin menyeluruh dan semakin detail, anda melakukan perencanaan
aktivitas anda, maka akan lebih cepat dan lebih mudah bagi anda untuk
melaksanakan rencana anda. Dengan mengalokasikan waktu 20 persen untuk
mengembangkan perencanaan, akan menghemat waktu anda sebesar 80 persen.
Untuk melakukan perencanaan yang lebih baik, kembangkan dengan mengevaluasi kebiasaan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan berikut ini :
Untuk melakukan perencanaan yang lebih baik, kembangkan dengan mengevaluasi kebiasaan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan berikut ini :
o
Apa sebenarnya produk atau jasa
yang saya berikan?
o
Siapa sebenarnya pelanggan
saya?
o
Mengapa pelanggan saya membeli
dan mengapa tidak membeli?
o
Apakah yang membuat produk atau
jasa saya lebih baik dari pesaing?
o
Mengapa calon pelanggan saya
tidak membeli ?
o
Mengapa calon pelanggan saya
membeli dari pesaing saya?
o
Nilai apa yang diyakini dalam
membeli produk dari pesaing?
o
Bagaimana saya dapat menarik
kembali pelanggan agar membeli dari saya?
o
Satu hal apakah yang harus
diyakinkan kepada pelanggan saya agar membeli dari saya, daripada membeli dari
orang lain?
2.
Teroganisasi sebelum anda memulai.
Setelah
anda mengembangkan rencana yang menyeluruh bagi bisnis anda, maka anda harus
mengembangkan kebiasaan untuk mengelola diri sendiri, orang lain dan sumber
daya yang anda perlukan sebelum memulai kegiatan anda.
3.
Dapatkan orang yang tepat.
Kebiasaan
ketiga yang harus anda kembangkan adalah kebiasaan untuk mempekerjakan orang
yang tepat atau mencari patner yang tepat, untuk membantu anda mencapai tujuan.
95 % keberhasilan anda ditentukan oleh ketepatan anda didalam memilih dan
kualitas orang yang membantu anda.
4.
Mendelegasikan dengan bijak.
Ketika
orang memulai bisnis, mereka biasanya melakukan sesuatunya sendiri. Ketika
perusahaan mulai tumbuh dan menjadi besar, tentu akan memerlukan bantuan tenaga
orang lain. Dengan demikan anda harus mengembangkan kemampuan untuk
mendelegasikan tugas yang tepat kepada orang yang tepat dengan cara yang tepat
pula. Ketidakmampuan anda untuk mendelegasikan secara efektif dapat menyebabkan
kinerja yang rendah dan akhirnya kegagalan dalam dalam bisnis.
5.
Periksa apa yang anda harapkan.
Setelah
anda mendelegasikan tugas dengan cara yang tepat dan pada orang yang tepat,
penting bagi anda untuk memonitor bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai
dengan jadwal dan dengan tingkat kualitas yang telah ditentukan. Ingatlah
pendelegasian bukan penyerahan, anda tetap bertanggung jawab terhadap hasil
akhirnya.
6.
Mengukur apa yang telah selesai dikerjakan.
Kebiasaan
yang terakhir dari seorang bisnisman sukses adalah kebiasaan untuk mengukur
kinerja
7. Cara Mudah Meraih Rejeki Berlipat-lipat (Kisah nyata).
Saya
ingin berbagi pengalaman klien saya menerapkan cara ini. Dalam usia muda dia
berhasil menjadi pengusaha sukses dan kaya raya. Hanya dengan cara sederhana
dan terkadang disepelekan banyak orang. Tetapi dahsyat hasilnya….!!
Menurut
Ustadz Yusuf Mansur, rejeki dibagi menjadi dua macam. Yaitu rejeki yang memang
sudah digariskan dan rejeki yang menggantung di langit. Menggantung di langit
artinya, membutuhkan usaha kita untuk mendapatkannya.
Menurut
klien saya, rejeki menggantung di langit dibagi lagi menjadi 3 bagian. Pertama,
rejeki yag kita dapatkan karena bonus atau hadiah dari Allah subhanahu wa
ta’ala. Semisal karena kita rajin bersedekah, menolong orang kesusahan, dan
lain-lain. Lebih gampangnya, rejeki karena kita mau berjalan dan membelanjakan
harta kita di jalan Allah.
Kedua,
rejeki yang kita dapatkan karena usaha kita. Bagaimana daya upaya kita meraih
hasil lebih banyak dari yang kita dapat dari sekarang. Manambah ilmu yang
berhubungan dengan bisnis Anda atau pekerjaan Anda, atau terus mengembangkan
bisnis Anda contohnya.
Ketiga,
menggabungkan jatah rejeki menggantung di langit Anda dengan orang lain, dan
meraihnya bersama-sama. Anda bisa mencari orang lain yang punya semangat juang
yang sama dengan Anda dan bisnis yang berhubungan dengan bisnis Anda. Efek
sifat rejeki ketiga ini sangat dahsyat. Ambil contoh jatah rejeki menggantung
di langit Anda adalah 5 dan jatah rejeki patner Anda 7, jika digabungkan dan
usaha bersama maka yang didapat bisa 12, atau bahkan lebih….!
Nah,
sekarang akan saya ceritakan pada Anda, apa yang dilakukan oleh klien saya
sehingga rejeki yang didapat bisa berlipat-lipat. Pertama dia selalu bersyukur
atas rejeki yang telah ditetapkan, atau rejeki yang sudah digariskan Allah. Apa
keuntungan dari bersyukur? Sudah pasti Allah akan terus menambah rejeki kita
dari arah yang tak terduga. Itu adalah janji Allah….!
Kedua,
dia selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya untuk bisa meraih lebih
banyak rejeki yang berhubungan dengan bisnisnya. Agar dia bisa selalu menjalin
silaturahim dengan para klien atau partner bisnis, dia selalu menjaga
kesehatannya. Ingat, inti dari bisnis adalah silaturahim. Meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam segala hal terus dia lakukan karena dari
situlah jalan rejeki bisa terus terbuka. Serta terus ‘mengerem’ hawa nafsu akan
hidup boros atau perbuatan yang dibenci Allah.
Ketiga,
dia selalu menjalin silaturahim dengan semua orang. Terutama orang-orang yang
bisa menguatkan bisnisnya. Dalam sehari dia mempunyai target bertemu lima orang yang belum
dikenal untuk memperkenalkan bisnisnya. Mencari orang yang
mau diajak kerja sama atau menjadi mitra dia. Semua dilakukan hanya dengan
bekal ‘kartu nama’. Karena awal mula bisnisnya dibidang percetakan, ternyata
cara ini sangat jitu. Banyak sekali order yang dia dapatkan sampai dia berhasil
mendapat proyek berskala nasional.
Pernah
dalam sebuah dialog, saya bertanya pada ibu saya; apakah dalam bisnis network marketing
bisa dipakai untuk hidup? Jawaban ibu; tergantung siapa yang menjawab. Artinya;
kalau yang menjawab adalah orang seperti ibu saya, yang memang pejuang network marketing,
pasti akan jawab BISA. Tapi kalau yang menjawab pertanyaan adalah orang
yang setengah-setengah saja menjalankan network marketing, pasti menjawab TIDAK
BISA.
Masih
menurut ibu saya; berjuang di perusahaan network marketing dengan tujuan “untuk
hidup” harus banyak faktor yang diperhatikan. Semangat, tim yang solid, produk
yang bagus, dan dukungan perusahaan yang bagus, adalah satu kesatuan yang tidak
boleh terpisahkan. Semangat dan tim yang solid tanpa dukungan produk yang bagus
pasti akan mentah di penawaran. Begitu pula saat semua elemen bagus, tapi
penghargaan perusahaan kurang, pasti akan mentah juga buat semangat para
downline.
Intinya,
menjawab pertanyaan apakah bisnis network marketing bisa dipakai untuk hidup?
Jawabannya tergantung pada diri kita sendiri, kualitas dan tingkat kebutuhan
produk, support perusahaan network marketing, dan semangat juang para
downline.
Silaturrahim
adalah kunci sukses.
Kiat
–kiat membangun silaturrahim.
Yang
pertama niat yang betul.
Dengan
bersilaturrahim akan mensukseskan kehidupan dunia kita, namun itu bukan niat
yang utama, dan niat kita harus karena Allah, karena tanpa niat karena Allah
kita akan mendapatkan manfaat dunia seperti diluaskan rezeki, namun hanya di
dunia ini dan tidak mendapatkan di akhirat. Jika ingin mendapatkan manfaat
dunia dan akhirat, maka niatkan silaturrahim hanya untuk Allah, ibadah kepada
Allah.
Namun
begitu, kita juga tidak menafikan manfaat dunia. Kita berharap mendapatkan
manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat utama kita. Jika kita tidak boleh
berharap manfaat dunia, mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menyebutkannya? Kita boleh berharap manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat
utama.
Yang
perlu diperhatikan lagi bahwa bukan silaturrahim yang memperluas rezeki kita,
tetapi Allah yang memperluas rezeki kita sebagai balasan kita mau menyambungkan
rezeki kita. Sama halnya, bukan bacaan do’a yang menyebabkan keinginan kita
terkabul, tetapi itu adalah kehendak Allah sebagai jawaban do’a kita.
Silaturrahim
adalah ikhtiar batin sekaligus dhahir. Ikhtiar batin kuncinya ada pada niat dan
ikhtiar dhahir kuncinya ada pada tindakan, masing-masing memberikan manfaat dan
pastinya akan luar biasa jika dikombinasikan. Orang yang tidak berimanpun, jika
mereka melaksanakan silaturrahim, mereka juga mendapatkan rezeki, tapi hanya di
dunia saja. Jika seorang Muslim niat silaturrahim karena Allah, maka dia akan
mendapatkan keluasan rezeki di dunia dan mendapatkan balasan di akhirat nanti.
Silaturrahim
tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana
mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana adalah ucapan salam, dimana
dengan salam itu kita mendoakan orang lain agar orang tersebut mendapatkan
keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Silaturrahim
bisa di masjid dengan mengadakan pengajian dan kegiatan amal dan sosial. Bisa
juga tempatnya di aula atau ruangan di gedung atau di hotel dengan mengadakan
seminar, membahas kegiatan organisasi dan yayasan. Silaturrahim bisa juga di
tempat pekerjaan, bahkan termasuk juga melalui internet, misalnya melalui
email, YM dan social network.
Silaturrahim
bukanlah menghubungkan kasih sayang dengan cara pesta pora, pergaulan lawan
jenis yang tidak terbatas dan mabuk-mabukan, maka perkara seperti ini tidak
mendatangkan rahmat tetapi akan mendatangkan laknat Allah.
Karena
silaturrahim adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan
berbagai cara. Bisa saja pertemuan dalam sacara silaturrahim dengan saudara
bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja ataupun peluang bisnis. Bahkan
dengan silaturrahim bisa mendatangkan rezeki Allah dari arah yang tidak
disangka-sangka. Kapan dan berapa besarnya itu merupakan hak Allah subhanahu
wa ta’ala.
8. Sukses karena Sukses dari Tantangan
Tak
seorang pun bisa menjalani hidup ini dengan mulus bebas hambatan. Dalam
perjalanannya pasti ada kerikil-kerikil sebagai tantangan. Bagi orang-orang
yang bijak, tantangan itu dipandang sebagai motivasi. Sebaliknya, bagi mereka
yang berpikir kerdil, justru dipandang sebagai kesulitan.
“Pandanglah tantangan hidup di depan
kita sebagai batu loncatan, bukan sebagai tembok penghalang..!!
Tak
heran, jika banyak dari mereka yang suskes karena bijak dalam menghadapi
tantangan hidup. Menyerah sama halnya menyia-nyiakan kesempatan untuk sukses.
Bahkan, banyak dari mereka yang harus jatuh bangun dari keterpurukan, namun
akhirnya bisa bangkit dan sukses. Semakin berat tantangan, itu sebagai pertanda
keberhasilannya juga akan tinggi. Ada hukum sebab akibat dari keduanya.
Dalam
al-Qur’an Allah berfirman “Aku (Allah) tidak akan memberi beban di luar
kemampuan hambaku”. Allah sudah menjamin, bahwa segala tantangan bukan
sebagai kesulitan. Tak mungkin Allah berbohong!! Allah tahu betul takarannya,
tantangan seperti apa yang ‘layak’ diujikan kepada hambanya.
“Di saat menghadapi ujian hidup, tidak
perlu berdo'a agar ujian itu berlalu, tapi berdo'alah agar diberi kekuatan
untuk menghadapi dan melaluinya. Karena ujian itu pertanda kita memiliki
kualitas yang akan Allah tingkatkan derajatnya.”
Peristiwa
demi peristiwa sudah menjadi catatan rutin dalam lembar kehidupan kita. Tak ada
yang bersih. Pasti penuh dengan coretan. Jika kita mampu memaknai coretan itu,
maka kita akan menjadi pribadi yang tenang. Karena di balik semua itu pasti ada
hikmah.
“Orang yang
mampu membaca hikmah,
akan memandang segala kejadian ibarat
melihat mutiara, dipandang dari sudut mana pun akan tetap bening.”
Sudah
sangat banyak kisah orang-orang sukses di sekitar kita karena mereka tangguh
menghadapi tantangan hidup. Kesabaran, ketenangan, keuletan, akhirnya berbuah
keberhasilan. Ada orang yang dulunya banyak dicibir tetangganya. Tapi
karena menyikapi kondisi itu dengan bijak, akhirnya menjadi orang sukses.
Bahkan,
tak jarang banyak dari mereka pada masa lalunya kerap dihina, dikucilkan,
difitnah, diremehkan, tapi masa depannya justru berubah drastis. Orang-orang
yang dulunya usil malah menjadi segan, bahkan minta bantuan karena hidupnya
tidak sukses.
“Ingat !!
Bukan peristiwanya yang penting,
tapi respon
terhadap peristiwa itulah,
yang dapat memunculkan
intisari pemaknaan hidup
yang sesungguhnya.”
Sangat
baik jika kita berkaca pada orang-orang sukses dunia. Sebut saja Thomas Alva
Edison. Laboratorium ilmuan hebat itu pernah terbakar. Tanpa peristiwa itu
mungkin saat ini dia masih hidup dalam kegelapan.
Begitu
juga dengan Kolonel Sanders. Bos Kentucky Fried Chicken itu pun pernah jatuh
bangun bertubi-tubi berupa penolakan. Tapi dirinya tidak sedikit pun frustasi.
Hingga sekarang kita bisa menikmati gurihnya Kentucky Fried Chicken karena
kegigihan dia bangkit dari keterpurukan. Bahkan Galileo Galilei harus dihukum
mati sekadar untuk membuktikan bahwa bumi ini bulat. Padahal sampai sekarang
semua ilmuwan sepakat bahwa bumi bulat.
Mudah-mudah
tulisan ini sedikit bisa memberi motivasi dan inspirasi bagi kita, khususnya
diri saya untuk selalu berpikir bijak dari segala tantangan hidup. Semakin
hebat tantangan, makan akan semakin hebat keberhasilan menyongsong kita.
Kecuali kita merasa lemah dan takut untuk bangkit, bersiap-siaplah menjadi
orang yang terpuruk dalam keabadian, nauzubillaah min dzaaliq !!
Silaturahim adalah kunci terbukanya rahmat dan
pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan terhubungnya silaturrahim,
maka ukhuwah atau persatuan akan terjalin dengan baik.
Sekali lagi saya sampaikan bahwa sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
Sekali lagi saya sampaikan bahwa sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
9.
Silaturrahim,
Di Balik Kisah Sukses Pendiri Wardah
Ia
bercerita tentang perjalanan kariernya. Awalnya, ia membuat produk untuk salon.
Lulusan Farmasi Institut Teknologi Bogor itu kedatangan tamu dari pesantren
yang memberinya masukan ihwal usahanya.
“Silaturahim
itu penting. Usaha saya lebih banyak menjalankan silaturahim,” kata Nurhayati
saat ditemui dalam acara Business Sharing, Light Ramadhan Milad ke-21 Dompet
Dhuafa di Ballroom Amazing, Hotel Koetaradja, Cikini, dikutip Tempo, Sabtu, 12 Juli 2014.
Setelah
memulai usaha pada 1985, pada tahun kelima ia mendapat musibah kebakaran yang
menghancurkan usahanya. Ia mengaku sempat merasa down.
Sempat
terbersit pikiran untuk menutup usahanya, namun hati kecilnya menolak. Dia
teringat nasib karyawannya. “Kalau saya tutup, bagaimana nasib karyawan
saya. Dengan apa menghidupi keluarganya,” kata Nurhayati.
Selain
beban karyawan yang harus ditanggung, Nurhayati juga masih memiliki utang ke
bank yang harus dilunasi. Ia juga baru membeli mobil boks secara kredit.
“Ini
pertolongan Allah buat saya, karena saya setelah kejadian kebakaran banyak
dibantu supplier. Saya langsung ditawarkan keesokan harinya oleh kenalan untuk
mendapatkan tempat lagi,” kata Nurhayati. Dua minggu setelah kebakaran,
Nurhayati bisa mendapatkan kredit bank sebesar Rp 150 juta. (Baca : Kosmetika
Wardah, Berawal dari Produk Rumahan )
Pada
1995, ia kedatangan teman dari Pesantren
Hidayatullah.
Waktu itu Nurhayati hanya bisa membuat produk kosmetik, belum menjual produk
islami. “Ada teman dari pesantren kasih masukan buat produk islami,”
katanya.
Pada
2006, pertumbuhan produk kosmetiknya melesat hingga di atas 90 persen. Ia
memiliki pabrik seluas 6,5 hektare dan mereknya menjadi yang paling besar di
Indonesia. “Kendati belum punya gedung kantor besar. Kantor masih kecil,”
katanya sambil tertawa.
Produknya
juga banyak meraih penghargaan. Salah satunya Indonesia Customer Satisfaction
Award dari Frontier Consulting Grup dan Top Brand 2014. “Kami mendapat
penghargaan dari Matahari Department Store sebagai produk lokal yang pertama
kali meraih penghargaan,” kata Nurhayati.
10. Kekayaan Mark Zuckerberg Lampaui Pendiri Google.
Pundi-pundi
kekayaan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, kian menjulang tinggi. Bahkan
kekayaan Zuckerberg kini lebih besar dibandingkan dua pendiri Google, Larry
Page dan Sergey Brin.
Mengutip
laman Mashable,
Jumat (1/8/2014), kekayaan Mark Zuckerberg mengalami peningkatan dalam beberapa
bulan terakhir karena harga saham Facebook yang terus merangkak naik. Belum
lama ini, Zuckerberg mencapai tonggak baru dengan nilai kekayaan US$ 33,3
miliar.
Dengan
jumlah itu, dia lebih kaya daripada Page dan Brin. Menurut Billionaires Index
Bloomberg, Page memiliki kekayaan sebesar US$ 33,2 miliar dan Brin US$ 32,9
miliar.
Merunut
pada laporan kuartal kedua 2014 perusahaan, bisnis Facebook mengalami
pertumbuhan, baik dari jumlah pengguna atau pendapatan.
Raksasa
jejaring sosial itu memiliki total 1,32 miliar pengguna aktif bulanan dan 829
juta pengguna aktif harian. Jumlah ini masing-masing naik dari 819 juta dan 699
juta pada tahun sebelumnya.
Pendapatan
Facebook juga mengalami peningkatan dengan hampir mencapai US$ 2,91 miliar pada
akhir Juni 2014. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan iklan.
Pendapatan
Facebook naik lebih dari 60 persen dari kuartal yang sama pada tahun lalu.
Total pendapatan iklan mencapai US$ 2,68 miliar, tumbuh 67 persen dari tahun ke
tahun. Iklan mobile berkontribusi sebesar 62 persen dalam pendapatan iklan. (Liputan6.com,
Jakarta)
Mark
Zuckerberg, pendiri Facebook adalah satu contoh orang yang dilapangkan
rejekinya karena mengenalkan pada dunia tentang Silaturrahim Virtual. Ketika
seorang Ustadz membawakan tema ini dalam kultum Ramadhan di sebuah masjid, ada
sebuah pertanyaan lugu dari jamaah, mengapa Ibu-ibu sebuah gang di komplek
sering sekali melakukan silaturrahim, mereka saling ngobrol satu sama lainya,
tetapi mereka malah semakin tidak sehat dan stress, lalu Ustadz itu mengatakan
kepada mereka bahwa “apa yang ibu-ibu lakukan itu bukan SILATURRAHIM tapi
SILATUGOSIP (duduk sila untuk bergosip).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar